Artikel
RUWAHAN ADAT NENEK MOYANG
Bulan suci Ramadhan, sebentar lagi datang. Kebiasaan masyarakat Desa Tireman dan juga desa disekitarnya selalu menggelar acara Ruwahan dan Nyadran. Tradisi yang menggabungkan konsep kepercayaan adat dengan ajaran agama Islam. Ruwahan merupakan tradisi kebudayaan Jawa untuk mendoakan orang yang telah meninggal dunia. Sedangkan Nyadran adalah rangkaian budayanya, mulai dari pembersihan makam leluhur, tabur bunga, dan kenduri yang di laksanakan di salah satu tempat ada yang di tempatkan di masjid, mushola. Bagi warga yang beragama islam dengan membaca surat Yasin atau tahlil saat berdoa di makam leluhur. Seperti biasanya warga yang mengikuti acara Ruwahan membawa 2 berkat / bungkus nasi atau sejenisnya lengkap dengan sayur dna lauknya di sertai jajanan
Kegiatan kebudayaan ini untuk Ruwahan dilakukan secara turun temurun oleh masyarakat Desa Tireman yang dibagi dua lokasi yaitu pada tanggal 14 Maret 2023 di Masjid Al Huda yang diperuntukkan bagi warga Rw. 01 dan tanggal 18 Maret 2023 di Mushola Sirojul Huda yang diperuntukkan bagi warga RW. 02. Bagi masyarakat Desa Tireman Nyadran adalah kewajiban sebagai balas budi pada leluhur atau arwah orang yang sudah meninggal karena hal ini di lakukan akan mengingatkan kita bahwa orang itu pasti akan meninggal dunia.
Lewat ritual Nyandran, masyarakat Tireman melakukan penyucian diri, membersihkan kuburan beserta batu-batu nisan, lalu mendoakan arwah leluhur. Sekilas mirip ziarah, namun makna Nyadran sangat berbeda dengan ziarah kubur. Pelaksanaan ritual Nyadran dilakukan secara kolektif. Seluruh warga desa turut terlibat.
Semoga dengan kegiatan Ruwahan ini warga Desa Tireman memperoleh kesiapan yang baik menyambut datangnya bulan Suci Ramadhan.